SIAK- lamaksee.com -, Sekelompok mahasiswa asal Kabupaten Siak yang tergabung dalam Aliansi Siak menggugat, kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Siak, Rabu (30/4-2025). Aksi ini merupakan lanjutan dari penyampaian aspirasi terkait berbagai persoalan daerah, terutama mengenai kebijakan tunda bayar yang dinilai merugikan masyarakat.
Salah satu mahasiswa Universitas Hang Tuah Pekanbaru, Syahradi Ramatul, menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi yang tengah berlangsung di Kabupaten Siak. Sebagai putra daerah, ia merasa terpanggil untuk turut menyuarakan aspirasi masyarakat.
"Hati kami terpanggil, Dengan adanya konflik yang sedang hangat di Kabupaten Siak saat ini, kami berharap pemerintah mendengarkan aspirasi kami. Hari ini memang hanya segelintir mahasiswa asal Siak yang turun ke lapangan, namun kami yang berada di luar daerah juga memiliki semangat yang sama," ujar Syahradi, Selasa (30/4).
Ia menambahkan bahwa para mahasiswa sebenarnya ingin menunggu perkembangan lebih lanjut, namun karena adanya satu komando yang meminta gerak cepat, mereka akhirnya memutuskan untuk bertindak.
Syahradi juga menyayangkan sikap Bupati Siak yang tidak pernah hadir secara langsung untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa dalam setiap aksi yang dilakukan.
Sementara itu, Riyan Azhari, salah satu mahasiswa yang juga mengikuti aksi, menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. Ia menekankan bahwa pengelolaan keuangan daerah harus memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Semua prinsip tersebut harus diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang menjadi dasar pemerintah daerah dalam melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah," jelas Riyan dengan tegas.
Riyan menyebutkan, bahwa para mahasiswa meninggalkan lokasi dan memilih tidak menunggu kehadiran Wakil Bupati yang dijanjikan akan hadir adalah karena mereka hanya menunggu kehadiran Bupati Siak untuk mendengarkan statment langsung.
"Alasan kami memilih meninggalkan lokasi dan tidak menunggu kehadiran Bupati Siak adalah, karena dari awal yang kami tunggu adalah kehadiran bapak Bupati Siak untuk memberikan jawaban atas tuntutan kami," terangnya.
Para mahasiswa tiba di lokasi aksi sekitar pukul 10.00 WIB dan melakukan orasi secara bergantian. Mereka berharap kehadiran langsung Bupati Siak untuk mendengarkan tuntutan yang mereka sampaikan. Namun hingga satu jam menunggu, Bupati Siak tak kunjung muncul menemui massa aksi.
Ketidak hadiran Bupati untuk kedua kalinya saat aksi berlangsung menimbulkan rasa kekecewaan yang sangat mendalam di kalangan mahasiswa. Mereka menilai hal ini sebagai bentuk pengabaian dan ketidaksungguhan dalam menanggapi aspirasi publik.
"Kami datang dengan itikad baik untuk berdialog langsung dengan Bupati, namun kembali beliau tidak hadir. Ini sudah kedua kalinya kami melakukan aksi, dan tidak sekali pun beliau menemui kami," ujar Ahmad nur fauzi selaku korlap.
Mahasiswa menuding Bupati Siak sengaja menghindari mereka dan tidak memiliki keberanian untuk menghadapi suara dari rakyatnya sendiri. Mereka juga mempertanyakan komitmen pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan yang kini menjadi perhatian publik.
Para mahasiswa berharap pemerintah daerah dapat segera memberikan klarifikasi resmi dan mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan yang tengah terjadi, agar tidak menimbulkan keresahan yang lebih luas di tengah masyarakat.